Jun Nizami
Melankolia
Saya telah lupa kapan untuk
yang terakhir kali
saya tidur di malam hari
Seperti kamu tahu, sejak
lama sekali
setiap malam tiba, selalu
saya mengusahakan diri
telah berada di puncak bukit
atau di mana pun
di sebuah tempat yang lebih
tinggi
Menyaksikan bintang berkedip
sepanjang malam
atau menyaksikan sehampar lampu,
untuk kemudian menerka-nerka
yang sebelah manakah rupanya
lampu rumahmu
Dari situ, lalu saya
akan membayangkanmu
tengah melakukan sesuatu (misal; memeluk
boneka beruang yang besar lagi
lucu)
atau membayangkanmu
membayangkanku
Tahukah? seorang lelaki tak lagi dapat tidur
hanya agar bisa menuliskan
bait sentimentil semacam
ini:
seperti yang telah kita duga
suatu ketika, laila,
inilah kisah kita, akhirnya:
berbahagia.
seseorang lalu meminangmu, seperti duka demi duka
yang kemudian menimang daku.
dari sini, lailaku,
sehampar lampu kotamu
--tasikmalaya itu, terlihat
begitu sendu.
yang kelap-kelip itu, adakah ia sebuah lampu
dari halaman
ingatanmu?
Nota Elegia VII
Seperti yang telah kusajakkan sebelumnya
Malam ini, aku mengingatmu kembali
Selalu selalu
Ingatanku, barangkali, payung hitam itu
Yang senantiasa terbuka
Senantiasa senantiasa
Seperti pedih dan cinta. Garis tanganku
Yang kusut itu
Udara bagi helaan ini. Seperti lenganku
Bagi lenganmu. Terbuka
Tetapi tak, karena seperti aku
Yang telah berdua dengan kesendirian ini
Kaupun, kini tak lagi sendiri
Kita telah melambai
Dengan masing-masing kepergian
Yang dengan kata lain, kembali asing
Terhadap satu sama lain
Sampai di sini, kekasihku:
Aku telah berkelahi dengan begitu banyak lelaki
Aku telah berkelahi dengan begitu banyaknya sepi
Tanpamu, di sisi
My sweetheart,
Yang bukan lagi
Yang bukan lagi