Puisi Wahyudi Yuli
JUN NIZAMI
(Kecuali
lewat malam, aku paham,
kota-kota
begitu membosankan)
Ampas
kopi, katamu, juga potongan besi,
halusinasi,
nyala api, tangan pencuri,
hello
kitty, dan sobekan koran pagi
membentuk
bom waktu di punggungmu,
suatu
hari, sebelum pukul tujuh di awal Januari.
Sementara hidup seperti berhenti di selembar karcis
kereta
kelas bisnis, para imigran serta kaum urban
(baca:
kita) setia menyiram-mupuki kecemasan,
akan
senyum-sapa yang gagal menutupi kebencian,
kekayaan
yang dibangun dengan hutang, lubang
dada
yang ditinggalkan tuhan dan menyisakan
maha
kesepian, juga pohon-pohon yang hilang
dari
hutan di kejauhan.
...